Showing posts with label Tarutung. Show all posts
Showing posts with label Tarutung. Show all posts

3/27/2018

Sopo Partungkoan, Objek Wisata Seni Dan Kebudayaan Adat Batak

FindWisata | Sopo Partungkoan, Objek Wisata Seni Dan Kebudayaan Adat Batak 

[http://FindWisata.blogspot.com] Sopo Partungkoan, Objek Wisata Seni Dan Kebudayaan Adat Batak


FindWisata - Alam semesta diciptakan Tuhan dengan milyaran hal menakjubkan didalamnya,keindahan alam ini membuat kita begitu kaya dan terkenal di mata dunia, berkat akan pesona alam yang begitu luar biasa.Termasuk di Negara yang kita Cintai ini, dimana Negara kita ini sudah begitu terkenal tentang kekayaan alamnya. Indonesia merupakan Negara yang begitu memiliki kekayaan alam yang sungguh luar biasa, baik itu panorama alamnya, suku, budaya adat istiadat, dan ciri khas masyarakat yang berbeda di seluruh penjuru Nusantara.Keindahan alam indonesia memang dianggap tak ada yang mampu menandingi di negara manapun di dunia.Maka dari itu tak heran jika banyak wisatawan asing yang rela datang jauh-jauh ke Indonesia untuk menikmati keindahan alam yang ada di Indonesia.

[http://FindWisata.blogspot.com] Sopo Partungkoan, Objek Wisata Seni Dan Kebudayaan Adat Batak

Sopo Panisioan atau yang biasa disebut sebagai Sopo Partungkoan terletak di Jalan Sisingamangaraja, Tarutung, Tapanuli Utara. Berada di sekitar kawasan kantor pemerintahan daerah Kota Tarutung dan diapit oleh dua gedung pemerintahan yakni Gedung DPRD dan gedung Badan Kepegawaian. Gedung berornamen seni batak gorga ini dalam bahasa batak, “sopo” berarti “rumah” dan “partungkoan” berarti pertemuan.

Konon pada jamannya sopo ini digunakan oleh para leluhur sebagai wadah komunikasi dan musyawarah dalam mengambil keputusan dalam berbagai hal, seperti: penetapan hukum, hubungan sosial masyarakat, sumber daya alam dan manusia, perumusan adat, keamanaan dan juga sebagai lembaga pertimbangan untuk hakim untuk memutuskan perkara akibat pelanggaran hukum yang selanjutnya diputuskan oleh ria raja.

[http://FindWisata.blogspot.com] Sopo Partungkoan, Objek Wisata Seni Dan Kebudayaan Adat Batak
[http://FindWisata.blogspot.com] Sopo Partungkoan, Objek Wisata Seni Dan Kebudayaan Adat Batak

Dan pada saat ini bangunan sopo partungkoan difungsikan sebagai gedung kesenian dan tempat perhelatan berbagai acara karena memiliki luas yang cukup memadai. Sopo ini difasilitasi oleh Raja Huta atau pemimpin desa tersebut.

Pada tahun 1987 terjadi bencana gempa bumi yang merobohkan sebuah pasar bertingkat yang dinamakan Pasar Harungguon. Kemudian dilokasi tersebut dibangunlah Sopo Partungkoan, namun sekitar dua tahun gedung tersebut tidak difungsikan karena bencana kebakaran yang sangat mengejutkan masyarakat tarutung dan Sopo Partungkoan diperbaharui secara total.

Daya tarik sopo partungkoan bagi para wisatawan tidak terlepas juga dari keberadaan sumur di depan sopo partungkoan ini, konon katanya di sumur ini lah tempat permandian Raja Sisingamangaraja XII. Dimana Sisingamangaraja XII dikenal sebagai salah satu pahlawan bangso batak sekaligus pendiri kepercayaan Agama Malim, yang sampai saat ini masih dianut oleh sekitar 7.000 jiwa.

Sumur yang ditaksir sudah berusia ratusan tahun ini pernah ditutup untuk pembangunan Pasar Harungguon dan pembangunan Sopo Partungkoan namun pasar itu roboh akibat gempa dan sopo tersebut terbakar. Oleh karena kejadian tersebut, banyak isu menyebutkan bahwa sumur tua ini tidak boleh ditutup dan harus dilestarikan karena jika sumur ini ditutup maka akan terjadi bencana yang akan mengakibatkan bangunan diatasnya rusak. Sejak saat itu, sumur yang dimitoskan adalah milik seorang tua-tua tersebut dibuka kembali dan sampai sekarang tetap dibenahi dan gedung Sopo Partungkoan ini tetap kokoh.

Ditempat ini, kita juga biaa menikmati keindahan dan sekaligus menelusuri kebudayaan adat batak di daerah tapanuli utara.

[http://FindWisata.blogspot.com] Sopo Partungkoan, Objek Wisata Seni Dan Kebudayaan Adat Batak
[http://FindWisata.blogspot.com] Sopo Partungkoan, Objek Wisata Seni Dan Kebudayaan Adat Batak

Tidak jauh dari Sopo Partungkoan kita dapat menemukan keberadaan Pohon Durian yang juga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Menurut penduduk setempat, sejarah nama kota Tarutung sebelum berganti dari nama Rura Silindung berasal dari pohon durian yang berusia ratusan tahun tersebut. Pohon durian yang tumbuh di pusat kota Tarutung hingga kini masih tumbuh dengan baik dan pada saat tertentu pohon tua itu masih berbuah tetapi waktunya tidak menentu, terkadang sekali dalam dua tahun, dan terkadang sekali dalam tiga tahun. Pohon ini merupakan simbol berdirinya kota Tarutung.

Guru Mangaloksa, Raja Batak Dari Tapanuli Utara

FindWisata | Guru Mangaloksa, Raja Batak Dari Tapanuli Utara

[http://FindWisata.blogspot.com] Guru Mangaloksa, Raja Batak Dari Tapanuli Utara


Cerita  rakyat  merupakan  karya  sastra  yang  dimiliki oleh  masing-masing  suku  bangsa. Tidak  dapat  dimungkiri kehadirannya di tengah masyarakat memberi banyak manfaat. Selain menghibur, cerita rakyat juga hadir memberi pesan  dan  contoh  positif dalam  hubungan sosial  masyarakat pemilik dan penikmatnya.  Sastra  mengajarkan  banyak  hal, ilmu pengetahuan, agama,     budi pekerti,sejarah, persahabatan,  adat  kebiasaan,  dan  lain-lain.  Melalui  sastra, kita dapat mengenal  suatu kelompok masyarakat.Dalam  upaya  memperkenalkan  budaya  ini,  salah  satu hal yang dilakukan adalah cerita   rakyat Tapanuli  Tengah ke  dalam  bahasa  Indonesia.  Hal  ini  juga  bertujuan  agar  pesan  moral  dan  adat kebiasaan  masyarakat  pemilik  cerita  dapat  dipahamioleh masyarakat,  baik di Indonesia maupun  di dunia.

Jika dirunut dari si Raja Batak maka Si Opat Pusoran berada pada keturunan (sundut) kedelapan : Si Raja Batak -- Raja Isumbaon -- Tuan Sorbadibanua alias Sisuanon -- Siraja Sobu alias Toga Sobu -- Hasibuan -- Guru Mangaloksa—Si Opat Pusoran.

[http://FindWisata.blogspot.com] Guru Mangaloksa, Raja Batak Dari Tapanuli Utara

Si Opat Pusoran atau Si Opat Pisoran adalah sebutan untuk marga batak khusus anak-anak atau keturunan dari Guru Mangaloksa.

Guru Mangaloksa adalah salah satu keturunan Batak, yang merupakan keturunan dari Hasibuan.

[http://FindWisata.blogspot.com] Guru Mangaloksa, Raja Batak Dari Tapanuli Utara

Guru Mangaloksa adalah keturunan Hasibuan. Pada suatu hari beliau berburu ke hutan, kebetulan Guru Mangaloksa mahir menggunakan sumpit (ultop). Pas berburu, dia berhasil menyumpit seekor burung yang konon katanya sebesar kambing, namun burung tersebut tidak langsung mati, malah terbang. Guru Mangaloksa pun mengikuti burung tersebut, namun tanpa disadari, beliau sudah semakin jauh dari kampung. Ketika dia sadar, dia tidak mengenal tempat itu. Namun tiba-tiba dia melihat asap, dan beliaupun mencari tahu asal asap itu. Dan akhirnya Guru Mangaloksa sampai lah ke Silindung (Sekarang Tarutung). Ternyata kampung tersebut milik marga Pasaribu.

Pada saat itu, kampung sedang dilanda teror. Di kampung tersebut sering didatangi burung rajawali berkepala tujuh yang suka memangsa anak-anak dan hewan ternak. Sudah banyak cara yang dilakukan raja Pasaribu untuk mengusir burung tersebut, namun hasilnya sia-sia. Akhirnya Guru Mangaloksa yang pandai menggunakan sumpit dan juga sakti itu, menawarkan diri untuk membunuh burung tersebut. Dan akhirnya dia berhasil membunuh burung rajawali berkepala tujuh itu. Sebagai imbalan, raja Pasaribu memberikan salah seorang putrinya untuk dijadikan istri oleh Guru Mangaloksa.

Setelah guru Mangaloksa menikah dengan boru Pasaribu, Guru Mangaloksa berniat meminta sedikit tanah untuk bertani kepada mertuanya(Raja Pasaribu). Sehingga dia mengutus istrinya untuk mengahadap sang raja. Namun ternyata terjadi salah paham, Guru Mangaloksa meminta sedikit tanah yang oleh Raja Pasaribu diartikan berbeda. Dia pun memberikan tanah dalam tandok (tempat beras/padi) untuk dibawa boru Pasaribu ke suaminya (Guru Mangaloksa).

Guru Mangaloksa membuat seolah-olah kampung mereka sedang dikepung musuh, kemudian dia meletakkan poring (sebuah tanaman jika dipijak akan menimbulkan bunyi seperti letusan senjata). Ketika dia menyampaikan kabar bahwa kampung telah di kepung musuh, mertuanya pun panik dan berlari keluar. Tiba-tiba dia menginjak poring tadi, mertuanya mengira itu adalah suara letusan senapan (bodil) musuh. Akhirnya Guru Magaloksa berhasil mengajak mertuanya mengungsi. Sejak kejadian itu ada ungkapan dalam masyarakat batak yaitu “Pasaribu na dilele ni poring (Pasaribu yang dikejar poring)”.

Dalam perjalanan ke pengungsian bersama mertuanya, Guru Mangaloksa meminta izin kepada mertuanya untuk kembali ke kampung untuk melihat keadaan, dan mertuanya pun merestui. Dalam perjalanan, pas di tepi aek situmandi, anak pertama guru Mangaloksa pun lahir. Anak itu diberi nama Si Raja Nabarat, na barat artinya yang berlawanan. Saat itu Guru Mangaloksa menyadari perbuatannya terhadap mertua (hula-hula) bahwa itu sebenarnya bertentangan

[http://FindWisata.blogspot.com] Guru Mangaloksa, Raja Batak Dari Tapanuli Utara

Kemudian lahirlah anak kedua, yang dinamakan Si Raja Panggabean, yang artinya sejahtera. Guru Mangaloksa melihat, walaupun dia telah berbuat salah terhadap mertua (hula-hula)nya, tapi dia masih diberikan kesejahteraan (hagebeon) oleh Ompu Mulajadi Nabolon.

Adapun Marga-marga keturunan Guru Mangaloksa adalah: Si Raja Na Barat yaitu marga Hutabarat Si Raja Panggabean yaitu marga: Panggabean,Simorangkir. Si Raja Hutagalung yaitu Marga Hutagalung. Si Raja Hutatoruan yaitu marga: Hutapea, Lumbantobing (dan beberapa memakai Hutatoruan).

Keempat anak ini dikenal dengan Si Opat Pusoran. Dulunya sesama si Opat Pusoran tidak boleh saling menikahi, namun seiring perjalanan waktu, sesama si Opat Pusoran sekarang sudah bisa saling menikahi, hal itu tidak melanggar adat.

Pada kenyataannya leluhur kita adalah marga Hasibuan (Guru Mangaloksa Hasibuan). Namun anak-anak Guru Mangaloksa tidak lagi menggunakan marga Hasibuan. Tetapi kita tidak boleh mangkir, bahwa si Opat Pusoran adalah Hasibuan..


3/24/2018

Objek Wisata Rohani Rumah Kapal Danau Tiberias Tarutung

FindWisata | Objek Wisata Rohani Rumah Kapal Danau Tiberias Tarutung

[http://FindWisata.blogspot.com] Objek Wisata Rohani Rumah Kapal Danau Tiberias Tarutung
FindWisata - Alam semesta diciptakan Tuhan dengan milyaran hal menakjubkan didalamnya,keindahan alam ini membuat kita begitu kaya dan terkenal di mata dunia, berkat akan pesona alam yang begitu luar biasa.Termasuk di Negara yang kita Cintai ini, dimana Negara kita ini sudah begitu terkenal tentang kekayaan alamnya. Indonesia merupakan Negara yang begitu memiliki kekayaan alam yang sungguh luar biasa, baik itu panorama alamnya, suku, budaya adat istiadat, dan ciri khas masyarakat yang berbeda di seluruh penjuru Nusantara.Keindahan alam indonesia memang dianggap tak ada yang mampu menandingi di negara manapun di dunia.Maka dari itu tak heran jika banyak wisatawan asing yang rela datang jauh-jauh ke Indonesia untuk menikmati keindahan alam yang ada di Indonesia.

Lembah Silindung (Tarutung) menawarkan kesejukan, ketenangan, dan cita rasa wisata panorama indah di pegunungan yang dibingkai pohon-pohon pinus di sekitarnya. Sebelum beranjak ke lokasi monument Salib Kasih, restoran berbentuk kapal ini sayang sekali kalau dilewatkan begitu saja. Dari tempat ini pemandangan indah lembah bisa dinikmati sepuasnya.


Tempat ini adalah tempat yang tepat untuk dapat memandang Rura Silindung atau Kota Tarutung. Letaknya berada di pertengahan menuju Salib Kasih Siatas Barita. Nama lengkapnya adalah Rumah Kapal Danau Tiberias.Disebut demikian karena terdapat patung Yesus menghadap kota Tarutung yang sedang menenangkan murid-muridnya seperti pada kisah Alkitab. Menguti ayat Matius 8 : 26 "Mengapa kamu takut."Seakan ingin memberi tahu kepada Rura Silindung.




Di tempat itu terdapat sebuah tempat yang ditata cukup bagus dengan desain bercita rasa seni pemiliknya. Selain membangun sebuah rumah berbentuk kapal dan di bagian depan ada patung besar Yesus merentangkan tangan, di situ juga dibangun kolam ikan tempat pengunjung bisa bermain. Pengusaha kafe itu menyediakan sepeda air berbentuk angsa, untuk digunakan pengunjung, terutama anak-anak.

Panorama alam dari tempat di ketinggian itu tampak begitu indah dan nyaman. Dari sana setiap orang bisa menikmati panorama Lembah Silindung lebih bebas lepas, selain suasana hutan alami yang masih asri di perbukitan Siatas Barita.Banyak pengunjung Salib Kasih menyempatkan waktunya bersantai di lokasi patung Yesus meredakan badai ini. Di sana juga tersedia ikan mas bakar yang siap disajikan pengusaha bagi yang berminat.

“Patung Yesus meredakan badai itu dibuat berdasarkan kisah perjalanan Yesus sebagaimana tertulis dalam Perjanjian Baru.

Selain memiliki keindahannya, objek wisata yang satu ini juga memiliki makanan kuliner khas traditional rakyat tapanuli.Hidangan disini terkenal dengan menu ikan mas atau ikan jahir bakar yang dipanen dari kolam sendiri.





Dibelakang Rumah Kapal ini, ada juga Tambak ni Guru Mangaloksa Hasibuan. Dimana Guru mangaloksa ialah, Orang tua dari marga Hutabarat, Panggabean, Hutagalung, Lumban tobing, atau bisa dibilang dengan semboyan Si Opat Pisoran.

Lokasi wisata Rumah Kapal Siatas Barita ini buka mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB. Tidak lengkap kalau tidak berkunjung ke tempat ini jika sudah dari Salib Kasih Tarutung.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita. Mari kita jaga dan lestarikan kebudayaan, dan panorama alam kita yang sungguh luar biasa, agar anak cucu kita bisa merasakan kehindahan dan kekayaan alam kita yang begitu luar biasa di tanah Ibu Pertiwi kita ...